• About
  • Contact
  • Sitemap
  • Privacy Policy
Selasa, 07 Juni 2016

Biografi singkat Liem Swie King

lahir di Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956; umur 60 tahun) adalah seorang pemain bulu tangkis yang dulu selalu menjadi buah bibir sejak dia mampu menantang Rudy Hartono di final All England tahun 1976 dalam usianya yang ke-20. Kemudian Swie King menjadi pewaris kejayaan Rudy di kejuaraan paling bergengsi saat itu dengan tiga kali menjadi juara ditambah empat kali menjadi finalis. Bila ditambah dengan turnamen "grand prix" yang lain, gelar kemenangan Swie King menjadi puluhan kali. Swie King juga menyumbang medali emas Asian Games di Bangkok 1978, dan enam kali membela tim Piala Thomas. Tiga di antaranya Indonesia menjadi juara.

Mulai bermain bulu tangkis sejak kecil atas dorongan orangtuanya di kota kelahiran Kudus, Swie King yang lahir 28 Februari 1956 akhirnya masuk ke dalam klub PB Djarum yang banyak melahirkan para pemain nasional.

Usai menang di Pekan Olahraga Nasional saat berusia 17 tahun, akhir 1973, Liem Swie King direkrut masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C Senayan. Setelah 15 tahun berkiprah, Swie King merasa telah cukup dan mengundurkan diri pada tahun 1988. Saat aktif sebagai pemain, Liem terkenal dengan pukulan smash andalannya, berupa jumping smash, yang dijuluki sebagai King Smash.
Liem Swie King lahir di Kudus, Jawa Tengah, 28 Februari 1956. Ia terkenal dengan pukulan jumping smash, yang dijuluki sebagai King Smash.

Sejak kecil Swie King sudah bermain bulu tangkis atas dorongan orangtuanya di Kudus, kota kelahirannya. Kepiawaiannya bermain bulu tangkis makin terasah ketika ia masuk ke dalam klub PB Djarum yang telah banyak melahirkan para pemain nasional.

Dalam catatan Pusat Data Tokoh Indonesia, Liem Swie King meraih berbagai prestasi selama 15 tahun berkiprah di bulu tangkis. Pertama kali, Swie King meraih Juara I Yunior se-Jawa Tengah (1972). Pada usia 17 tahun (1973), ia menjuarai (II) Pekan Olahraga Nasional. Setelah itu, Liem Swie King direkrut masuk pelatnas yang bermarkas di Hall C Senayan. Ia pun meraih Juara Kejurnas 1974 dan 1975.

Kemudian berkiprah di kejuaraan internasional, meraih Juara II All England (1976 & 1977). Kemudian tiga kali menjadi juara All England (1978, 1979, 1981), kejuaraan paling bergengsi kala itu. Selain itu, puluhan medali grand prix lainya, medali emas Asian Games di Bangkok 1978, dan tiga medali emas Piala Thomas (1976, 1979, 1984) dari enam kali membela tim Piala Thomas.

Demi menjamin masa depan, ia pun mengundurkan diri sebagai pemain nasional bulu tangkis tahun 1988. Kendati ia tidak langsung bisa menemukan kegiaatan usaha untuk mencapai cita-citanya. Setahun setelah berhenti itu, King nyaris dapat dikatakan menganggur. Sebab keahlian dan pengetahuan yang dia miliki hanyalah olahraga bulu tangkis.

Kemudian ia mulai ikut mengelola sebuah hotel di Jalan Melawai Jakarta Selatan milik mertuanya. Setelah itu, ia melebarkan sayap dengan membuka usaha griya pijat kesehatan. Kini usahanya telah mempekerjakan lebih dari 400 karyawan. Berkantornya di Kompleks Perkantoran Grand Wijaya Centre Jakarta Selatan.
Bagaimana King bisa tertarik pada bisnis perhotelan dan pijat kesehatan? Rupanya sebagai pemain bulu tangkis yang sering menginap di hotel berbintang, King tertarik dengan keindahan penataan hotel dan keramahan para pekerjanya. Begitu pula soal griya pijat. Saat menjadi atlet, King selalu membutuhkan terapi pijat setelah lelah berlatih dan bertanding. Kala itu, ia kerap mengunjungi griya pijat kesehatan di kawasan Mayestik Jakarta Selatan yang penataan ruangannya begitu bagus.

Ia pun berpikir bahwa usaha pijat kesehatan (spa) ini sangat prospektif. Kalangan eksekutif dan pengusaha Jakarta yang gila kerja butuh kesegaran fisik dan relaksasi. Maka dia membuka usaha griya pijat kesehatan Sari Mustika. Kini, dia telah membukanya di tiga lokasi, Grand Wijaya Centre, Jalan Fatmawati Jakarta Selatan, dan Kelapa Gading Jakarta Utara dengan total karyawan sekitar 200 orang. Dalam mengelola usahanya, ia pun tidak sungkan-sungkan menyambut sendiri tamu hotel atau griya pijatnya.

Hasilnya, selain usahawan dan eksekutif lokal, serta keluarga-keluarga menengah atas Jakarta, banyak ekspatriat menjadi pelanggan griyanya. Ia pun merasa bahagia karena bisa membuktikan griya pijat tidak selalu berkonotasi jelek seperti yang dibayangkan kebanyakan orang.

Pebulu tangkis yang pernah terjun ke dunia film sebagai bintang film Sakura dalam Pelukan, ini kini hidup bahagia bersama isteri dan tiga orang anaknya Alexander King, Stevani King dan Michele King. Ternyata, anak-anaknya tidak tahu bahwa King seorang pahlawan bulu tangkis Indonesia.

Belakangan, Nia Zulkarnaen dan Ari Sihasale, pemilik rumah produksi Alenia, mernjadikan kehebatan Liem Swie King dalam dunia bulu tangkis Indonesia sebagai inspirasi untuk membuat film tentang bulu tangkis. Film itu memang bukan bercerita tentang kisah kehidupan King. Akan tetapi, dalam film itu, King menjadi inspirasi bagi seorang ayah yang kagum pada King, lalu memotivasi putranya untuk bisa menjadi juara seperti King. ►Tian Son Lang

                                        Prestasi Internasional

-Tunggal-
  • 1974: Semi Finalis Asian Games Tehran
  • 1976: Finalis All England Open, Finalis Kejuaraan Asia
  • 1977: Finalis All England Open, Juara Denmark Open, Juara Swedia Open, Juara SEA Games
  • 1978: Juara All England Open, Juara Asian Games Bangkok
  • 1979: Juara All England Open
  • 1980: Finalis Kejuaraan Dunia, Finalis All England
  • 1981: Juara All England Open, Semi Finalis World Games St.Clara, Juara SEA Games
  • 1982: Finalis Asian Games New Dehli, Juara Piala Dunia
  • 1983: Finalis Kejuaraan Dunia, Juara Indonesia Open, Juara Malaysia Open
  • 1984: Finalis All England Open, Finalis World Badminton Grand Prix
  • 1985: Semi Finalis All England Open

-Ganda-
  • 1983: Finalis SEA Games (bersama Hadibowo)
  • 1984: Juara Piala Dunia (bersama Kartono Hariamanto)
  • 1985: Juara Piala Dunia, Juara Indonesia Open, Semi Finalis Kejuaraan Dunia , Finalis SEA Games      (bersama Kartono Hariamanto)
  • 1986: Juara Piala Dunia, Semi Finalis Asian Games Seoul (bersama Bobby Ertanto); Juara Indonesia    Open (bersama Kartono Hariamanto)
  • 1987: Juara Asia (bersama Bobby Ertanto); Juara SEA Games, Juara Japan Open, Juara Indonesia        Open, Juara Taiwan Open, Finalis Thailand Open (bersama Eddy Hartono)
  • Senin, 06 Juni 2016

    Tips Olahraga Ringan Saat Berpuasa

    Memasuki bulan Puasa, biasanya banyak orang yang malas melakukan olahraga. Alasanya adalah aktivitas tersebut pastinya bakal menjadikan tubuh lemas serta menambah dahaga bagi setiap orang yang menjalankan puasa.
    Sebenarnya tidak semua aktivitas olahraga dapat membuat lemas tubuh anda meskipun sedang berpuasa. Beberapa olahraga justru bisa membuat tubuh anda tetap bugar, asalkan anda pintar memilih jenis olahraga dan tentunya dengan porsi yang pas pula. Dan Berikut ini beberapa jenis olahraga ringan yang baik dilakukan saat berpuasa yang bisa anda pilih untuk beraktivitas setiap harinya.

            Jalan Santai

    Jika belum terbiasa melakukan olahraga yang berat, maka anda bisa melatih tubuh dengan melakukan jalan santai di sekeliling kompleks rumah. Anda bisa melakukanya kurang lebih 15 menit pada minggu minggu pertama dibulan puasa. Setelah itu Anda bisa meningkatkan waktu setiap harinya dari awalnya 15 menit menjadi 20 menit, 30 menit, hingga 1 jam setiap harinya. soal kecepatan anda bisa sesuaikan kemampuan. Anda bisa melatih mulai berjalan santai sampai jalan cepat.

            Jogging

    Bagi anda yang sudah biasa melakukan olahraga lari, maka anda bisa melakukan porsi yang lebih tinggi dari jalan santai yaitu dengan melakukan jogging pada sore hari. anda bisa melakukanya selama 15 sampai 30 menit setiap harinya. Namun anda harus tetap memperhatikan detak jantung anda karena biasanya saat melakukan olahraga berat dibulan puasa keberadaan jantung menjadi mudah berdebar. Saat jantung anda mulai berdebar dengan kencang maka, anda harus segera berhenti jogging dan melanjutkanya pada hari berikutnya.

            Yoga

    Olagraga anaerobic atau yoga memang sudah terbukti dapat membangun tubuh menjadi sehat dan ideal. Beberapa gerakanyapun biasanya dilakukan dalam keadaan yang tenang serta berlahan. Namun perlu anda ketahui juga bahwa gerakan yang salah dalam yoga dapat mengakibatkan hal yang fatal. Oleh sebab itu, selama berpuasa sebaiknya anda coba gerakan yang lebih fokus pada gerakan stretching seperti, cobra pose, child pose, camel pose, atau  downward facing dog pose. Sebaliknya, anda harus menghindari gerakan dengan menahan tumpuan tubuh terlalu berat seperti gerakan planking pose.

            Sepeda Santai

    Jika anda lebih suka melakukan olahraga menggunakan alat, maka anda bisa memanfaatkan sepeda. Namun perlu diingat sebaiknya anda melakukanya pada jarak yang lebih pendek, meskipun biasanya anda sudah terbiasa bersepeda untuk jarak jauh. Ingat karena sedang puasa maka cairan tubuh kita sekarang sedang terbatas. Jangan sampai dengan bersepeda jarak jauh  tubuh kita malah terkena dehidrasi dan sehingga kesehatan kita menjadi fatal saat berpuasa.

            Berenang

    Jika anda suka berenang, maka anda bisa melakukanya. Namun jangan sampai air masuk ke dalam mulut anda agar puasa anda tetap selamat sampai bedug maghrib alias tidak batal. Anda bisa melakukanya selama 30 menit saja setiap harinya. lakukan pula istirahat setelah berenag satu lap dengan gaya katak. Gerakan tersebut tidak akan melelahkan namun cukup membuat semua otot tubuh anda bergerak.
    Itulah tadi Tips pintar memilih olahraga ringan saat berpuasa. Catatan jika anda belum mahir berenang sebaiknya jangan lakukan olahraga  berenang karena ditakutkan bakal membatalkan puasa anda karena, bisa jadi mulut anda akan kemasukan air. Semoga Bermanfaat !

    Minggu, 05 Juni 2016

    Biografi Rudy Hartono | Legenda Bulutangkis Indonesia

    Rudy Hartono adalah anak ketiga dari 9 bersaudara yang lahir dari pasangan Zulkarnain Kurniawan. Orang tua Rudy tinggal di Jalan Kaliasin 49 (sekarang Jalan Basuki Rahmat), Surabaya, Jawa Timur dan bekerja sebagai penjahit pakaian pria. Selain itu orang tua Rudy juga mempunyai usaha pemrosesan susu sapi di Wonokromo, Jawa Timur.

    Seperti anak-anak seumuran lainnya, Rudy kecil juga tertarik dengan berbagai macam olahraga sejak SD, terutama atletik dan renang. Pada masa SMP dia juga berkecimpung di olahraga bola voli dan pada masa SMA dia juga adalah pemain sepak bola yang handal. Tapi dari semua olahraga yang dia ikuti, keinginan terbesarnya akhirnya hanya jatuh pada permainan bulu tangkis. Pada usia 9 tahun, Rudy kecil sudah menunjukkan bakatnya di bulu tangkis. Tetapi ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan -- ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali dengan Jurus Padi (1986).

    Rudy berlatih hanya pada hari Minggu, dari pagi hari hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh sinar lampu petromax.
    Setelah ayahnya menyadari bakat anaknya, maka Rudy kecil mulai dilatih secara sistematik pada Asosiasi Bulu Tangkis Oke dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahnya. Sekedar informasi, ayah Rudy juga pernah menjadi pemain bulu tangkis pada masa mudanya. Zulkarnain pernah bermain di kompetisi kelas utama di Surabaya. Zulkarnain pertama kalinya bermain untuk Asosiasi Bulu Tangkis Oke yang dia dirikan sendiri pada tahun 1951. Di asosiasi ini ayah Rudy juga melatih para pemain muda. Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan napas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Tidak mengherankan banyak program kepelatihannya lebih menekankan pada sisi atletik, seperti lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat (high jump).
    Ketika Rudy mulai berlatih di Asosiasi yang dimiliki ayah pada saat itulah Rudy merasakan latihan profesional yang sesungguhnya. Pada saat itu asosiasi tempat ayah Rudy melatih hanya mempunyai ruangan latihan di gudang gerbong kereta api di PJKA Karangmenjangan. Dengan kondisi seperti itu Rudy tetap berlatih dengan bersemangat bahkan dia merasa bahwa tempat latihan ayahnya jauh lebih baik dari tempat latihan sebelumnya karena ruangan gedung telah memakai cahaya lampu listrik sehingga dia bisa tetap berlatih dengan maksimal sampai malam hari. Selain itu lapangan yang disediakan juga lebih baik dibanding sebelumnya dan juga ada kantin yang berada di samping gedung latihan.

    Setelah beberapa lama bergabung dengan grup ayahnya, akhirnya Rudy memutuskan untuk pindah ke grup bulu tangkis yang lebih besar yaitu Grup Rajawali, grup yang telah melahirkan banyak pemain bulu tangkis dunia. Pada awal dia bergabung dengan grup ini, Rudy merasa sudah menemukan grup terbaik untuk mengembangkan bakat bulu tangkisnya. Akan tetapi setelah berdiskusi dengan ayahnya, Rudy mengakui bahwa jika dia ingin kariernya di bulu tangkis meningkat maka dia harus pindah ke tempat latihan yang lebih baik, oleh sebab itu Rudy memutuskan untuk pindah pada Pusat Pelatihan Thomas Cup pada akhir tahun 1965. Tak lama setelah itu, penampilan Rudy semakin membaik. Bahkan dia turut ambil bagian dalam memenangkan Thomas Cup untuk Indonesia pada tahun 1967. Pada umur 18 tahun, untuk pertama kalinya Rudy memenangkan titel Juara All England dengan mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia dengan hasil akhir 15-12 dan 15-9. Setelah itu dia terus memenangkan titel ini sampai dengan tahun 1974

                          KARIER DALAM ALL ENGLAND

    1968: Menang - mengalahkan Tan Aik Huang, (Malaysia)
    1969: Menang - mengalahkan Darmadi (Indonesia)
    1970: Menang - mengalahkan Svend Pri (Denmark)
    1971: Menang - mengalahkan Muljadi (Indonesia)
    1972: Menang - mengalahkan Svend Pri (Denmark)
    1973: Menang - mengalahkan Christian Hadinata (Indonesia)
    1974: Menang - mengalahkan Punch Gunalan (Malaysia)
    1975: Kalah - dikalahkan Svend Pri (Denmark)
    1976: Menang - mengalahkan Liem Swie King (Indonesia)
    1977: - Tidak ikut
    1978: Kalah - dikalahkan Liem Swie King (Indonesia)

    J-Theme